Halaman

Tentang Arsitektur Klasik (EROPA)

Arsitektur klasik Eropa adalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang mengacu pada zaman klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno pada periode Helenistik dan Kekaisaran Romawi. Dalam sejarah arsitektur, Arsitektur Klasik ini juga nantinya terdiri dari gaya yang lebih modern dari turunan gaya yang berasal dari Yunani.

Saat orang berpikir tentang arsitektur klasik, umumnya mereka berpikir sebuah bangunan yang terbuat dari kayu, batu, dll. Dalam beberapa kasus hal tersebut benar, namun arsitektur klasik juga banyak memiliki napas modern dan desain gedung yang rumit. Misalnya, atap, tiang, bahkan struktur batu atau marmer dibuat dengan detail sempurna.






  





Langgam Arsitektur Klasik muncul bersamaan dengan dimulainya peradaban tulisan secara formal. Belum ditemukan secara spesifik kapan era ini dimulai maupun berakhir. Namun, jenis langgam ini banyak dijumpai di benua Eropa. Dalam beberapa alasan, jenis arsitektur ini dibangun dengan tiga fungsi: 

1. sebagai tempat berlindung (fungsi rumah tinggal)
2. sebagai wadah penyembahan Tuhan (fungsi rumah peribadatan)
3. tempat berkumpul (fungsi balai kota, dsb)

Untuk alasan kedua dan ketiga inilah bangunan ini dibuat sedetail mungkin dan seindah mungkin dengan memberi ornamen-ornamen hiasan yang rumit.
 




Seiring waktu berlalu, bangunan menjadi lebih rumit dan lebih rinci. Beberapa peradaban yang tumbuh dari batu dan lumpur turut memperkaya ragam bentuk Arsitektur Klasik, misalnya candi dan kuburan orang-orang Mesir.

Bentuk-bentuk arsitektur klasik masih eksis hingga saat ini dan diadopsi dalam bangunan-bangunan modern. Pilar-pilar besar, bentuk lengkung di atas pintu, atap kubah, dsb adalah sebagian ciri Arsitektur Klasik. Ornamen-ornamen ukiran yang rumit dan detail juga kerap menghiasi gedung-gedung yang dibangun di masa sekarang. 


Pada dasarnya arsitektur klasik dibagi menjadi 2 langgam yakni Arsitektur Klasik Yunani & Arsitektur Klasik Romawi. Berikut beberapa ulasan tetang jenis arsitektur klasik.

           1. Arsitektur Klasik Yunani

Sebagai akar dari arsitektur Barat, arsitektur klasik Yunani ditandai dengan hadirnya Kuil Parthenon yang menjadi icon dari jaman ini. Bentuk bangunan yang terjadi banyak dipengaruhi oleh kepercayaan politheisme yang dianut oleh masyarakatnya, terlihat dari kuil-kuil yang berbeda untuk menyembah dewa-dewa yang berbeda pula.

Beberapa tipologi utama dari periode ini adalah:

* Menggunakan struktur dinding masif dengan material batu alam yang dipotong persegi dan ditumpuk. Karena bukaan yang mampu dibuat sangat minimal, maka bagian ruang dalam menjadi gelap. Cahaya hanya datang dari pintu di depan saja.

* Penggunaan struktur tumpuk juga pada kolom di luar bangunan. Di atas kolom, terdapat balok horizontal penyangga atap yang disebut entablature. Sebagai konsekuensi dari penggunaan struktur tumpuk batu masif pada bagian ini, maka bentang lebar tidak dimungkinkan, sehingga jarak antar kolom relatif sempit.
Pada hubungan antara kolom dan entablature biasa diberi ornamen berupa ukiran yang kemudian dikenal dengan gaya Doric. Pada masa Romawi gaya kolom ini dikembangkan lagi menjadi Ionic dan Corinthian. Struktur utama penyangga atap juga tersusun dari batu dan disebut pediment, ditopang oleh entablature.
 
* Adanya deretan kolom di luar dinding bangunan. Selain mencitrakan kesan megah secara visual (bentuk kolom langsing tinggi yang sangat besar dibandingkan dengan skala manusia), hal ini berhubungan dengan kepercayaan masyarakat Yunani yang sangat sensitif terhadap alam. Mereka menganggap tanda-tanda yang terjadi di alam adalah perlambang kehadiran para dewa. Oleh karena itu mereka selalu berusaha dekat dengan alam, dan kuil pun dibuat seolah-olah terbuka dan tidak masif (deretan kolom mengurangi kesan masif dari bangunan).

 2. Arsitektur Klasik Romawi
 
      Pada periode ini tingkat peradaban dan teknologinya sudah lebih tinggi dari Yunani. Namun demikian bentuk dasar arsitekturnya tetap mengambil beberapa bentuk dari arsitektur klasik Yunani. Apabila periode Yunani memiliki kuil Partheon, maka periode Romawi memiliki kuil Pantheon sebagai simbol yang terkenal.

      Beberapa tipologi utama dari periode ini adalah:
 
* Penggunaan teknologi pembuatan busur dengan struktur batu yang ditumpuk, baik pada bukaan (pintu, jendela) maupun pada bagian “kepala” bangunan. Busur yang diaplikasikan untuk membuat penutup bagian atas bangunan biasa disebut struktur kubah monolit. Pembuatannya adalah dengan menggeser batu sedikit demi sedikit sehingga menghasilkan kemiringan. Kuil Pantheon memiliki lubang pada puncak kubah sebagai sarana memasukkan cahaya dari atas. Dapat dikatakan bahwa teknologi penerangan Romawi sudah lebih maju dibanding Yunani. Hal ini dipengaruhi juga oleh faktor kepercayaan. Seiring dengan peredaran matahari, suasana dalam interior diibaratkan sebagai “rotunda yang berputar siang dan malam, bagaikan nirwana.”
Struktur busur batu juga digunakan dalam pembuatan gerbang. Orang Romawi sering membuat gerbang besar di perbatasan yang menuju wilayah yang telah ditaklukkannya, sebagai perlambang kemenangan dan kejayaan.

* Adanya variasi kolom yang lebih estetis dari periode Yunani. Sudah dijelaskan sebelumnya.
* Kolom mulai menempel pada dinding, tidak terpisah seperti pada bangunan Yunani.

Dua langgam klasik diatas adalah cikal bakal (pakem) aliran klasik yang terus berkembang sampai kapanpun. Hingga saat ini aliran klasik masih banyak digemari oleh beberapa kalangan tertentu. 










Beberapa perkembangan arsitektur klasik terjadi seiring berjalannya waktu, beberapa pengembangan gaya arsitektur klasik diatas adalah antara lain Neo-Classicism dan Modern-Classicsm. Sampai kapanpun aliran klasik pada dunia arsitektur akan tetap diminati, karena pada dasarnya aliran klasik adalah sebuah gaya yang bercerita tentang kemapanan, kehormatan dan kemewahan.


 



www.grcartikon.co.id

Fine-Art of GFRC Products

Marketing Office:
*Ruko Terminal Mojoagung Blok A-5 Mojotrisno, Mojoagung, Jombang, Jawa Timur 61248, Indonesia 


 Workshop:
*Jl. Wonoayu Gg. Sawahan 99, Dukuh Mojo, Mojoagung, Jombang, Jawa Timur 61482

 

Contact Person :
Moh. Beny Adam
telp :
0321-490505

081333311500
081233332230